Senin, 15 Desember 2025

Kemarin Aku Punya Teman #2

Kemarin aku punya teman. Hari ini tidak. Aku tak berminat mencari teman baru. Karena teman akrabku yang dahulu kembali. Namanya sepi.
Aku pernah ceritakan pada temanku perihal kenapa sore hari adalah waktu yang sakral. Temanku yang kemarin itu menyetujuinya. Entah bagaimana. Padahal terakhir aku menjelaskan pada orang lain, aku ditertawakan. Kenapa dia paham ya? Belum sempat aku tanyakan. 

Kemarin aku punya teman. Hari ini tidak. Aku tak berminat mencari teman baru. Karena teman akrabku yang dahulu kembali. Namanya sepi.
Aku bayangkan, pasti akan canggung jika kita bertemu. Dipikiran dia aku masih anak SMP pendiam dipojokan. Tiba-tiba saja nyambung, aku bahkan lupa bagaimana awal mulanya kita berbicara. Tapi, ketika kita bicara, aku memang kembali jadi anak SMP itu. Bedanya, anak SMP ini agak sedikit nakal. Dan kali ini tidak aku tutup-tutupi. Ini aku yang asli.

Kemarin aku punya teman. Hari ini tidak. Aku tak berminat mencari teman baru. Karena teman akrabku yang dahulu kembali. Namanya sepi.
Karena aku introvert, kebanyakan temanku adalah "seorang pengadopsi anak anjing". Iya betul saya anak anjingnya. Katanya, mereka gemas dengan saya karena celetukan-celetukan saya yang absurd, terlihat bingung ditengah keramaian, kemudian memaksa mengadopsi saya menjadi teman. Kataya : "Kemanapun kamu harus ikut". Aku harus ikut. Aku akan sangat kasihan kalo tidak diajak karena aku suka kemana-mana sendirian, seperti gelandangan, kata mereka. Wkwkw. Tapi kenal dengan temanku yang kemarin tidak begitu. Aku tidak diadopsi. Aku diajak, aku mengajak. Aku bicara, dia mendengar. Dia cerita, aku menyimak. Ini seimbang.

Kemarin aku punya teman. Hari ini tidak. Aku tak berminat mencari teman baru. Karena teman akrabku yang dahulu kembali. Namanya sepi.
Siapa orang dewasa yang akan menunggu hanya untuk dikirim gambar pesawat terbang lewat kaca hotel? Sebelumnya aku pikir, hanya aku (duh pick me sekali aku). Tapi temanku yang kemarin-pun. Pesawat terbang itu pergi. Dan dia-pun.

Kemarin aku punya teman. Hari ini tidak. Aku tak berminat mencari teman baru. Karena teman akrabku yang dahulu kembali. Namanya sepi.
Bermalam-malam lamanya aku bahagia. Hidupku dipenuhi dhopamine. Tanpa perlu olahraga keras. Lalu, dalam satu malam, hening. Sesuatu mengetuk pintu-ku, ia berkata dengan lembut, namun aku kenal akrab dengan suaranya, sesuatu berkata : "Aku kembali, namaku sepi, yuk kita akrab lagi".

Kemarin aku punya teman. Hari ini tidak. Aku tak berminat mencari teman baru. Karena teman akrabku yang dahulu kembali. Namanya SEPI.


-Saya pasti pulang-
Share:

0 komentar:

Posting Komentar