Senin, 15 Desember 2025

Kemarin Aku Punya Teman

Kemarin aku punya teman. Hari ini tidak. kenapa tidak mencari teman yg lain? 
Aku suka mengirim gambar random, cangkir kopi, langit biru, hujan, buku, sepatu, rumput, jalan, kucing. Tanpa maksud. Hanya suka dengan hasilnya. Dan berharap manusia diseberang sana melihat apa yg aku lihat tanpa bertanya maksudnya, tanpa menghakimi, tanpa bilang "dasar aneh", atau mengira aku sedang caper? misalnya.

Kemarin aku punya teman. Hari ini tidak. kenapa tidak mencari teman yg lain?
Teman diumur segini akan lebih banyak cerita tentang pencapain. Tentang cara memperoleh uang, uang, uang, jabatan.  Saya tahu uang penting, tapi saya tidak mengagung-agungkan uang. Tidak harus kita selalu cerita tentang barang mahal, ya sesekali boleh. Tidak harus bermerek, walau sesekali boleh. Tidak harus pembicaraan kita tentang berapa banyak investasi, kadang boleh. Aku bukan type yang memberi tanda air merk hp atau disematkan waktu demi supaya photo yang aku kirim jelas photoku. Tidak. Kita berteman, kalo menurut serial stranger things, TEMAN TIDAK BERBOHONG. Kita akan membicarakan buku, cara menanam tanaman, membicarakan kucing, ikan, klomang, makanan enak, dari yang namanya aneh sampai biting-bitingan, review kopi seolah kita pro tapi juga tidak kita tertawakan, kita akan saling excited untuk segera membagi info ketika menemukan lagu yang bagus dan hal yg bagi manusia dewasa TIDAK BERGUNA karena tidak menghasilkan nominal uang.

Kemarin aku punya teman. Hari ini tidak. Kenapa tidak mencari teman yg lain?
Pada temanku aku ceritakan kegiatan sehari-hariku sebagai manusia biasa saja. Dan aku sangat menunggu temanku itu menceritakan balik kegiatan sehari-harinya. Pada temanku Aku menceritakan kelemahanku. Aku menceritakan kesusahanku pada temanku. Aku menceritakan kegembiraanku pada temanku. Aku tidak pernah khawatir temanku itu akan melihat aku sombong, melihat aku lemah, melihat aku jelek, melihat aku cupu, dan semacamnya. Karena aku juga mendengar temanku tanpa pernah berpikir hal-hal seperti itu. Aku yakin dia hanya ingin berbagi, setelah seharian menjadi profesional adult, menjadi tulang punggung tanpa boleh mengeluh lelah, maka padaku dia boleh memperlihatkan dia lemah, dia capek.

Kemarin aku punya teman. Hari ini tidak. Kenapa tidak mencari teman yg lain?
Bukan sebagai rumah untuk pulang. Tapi bahu yang selalu ada untuk sandaran. Telinga yang selalu ada untuk mendengar. Saling cerita meski hal yang sangat wagu dan memalukan. Dekapan yang erat melalui kata-kata yang menguatkan.

Aku pernah punya teman.

-Saya pasti pulang-
Share:

0 komentar:

Posting Komentar