Sabtu, 29 Oktober 2011

Mungkin, Saya tertarik, tapi tidak jatuh cinta

Entah dari mana ceritanya, soal cinta-cintaan memang slalu bikin "galau" tersendiri yang beda dari galau-galau yang lain.

Tapi setiap manusia pasti belajar, mau nggak mau harus belajar. Begitu juga belajar soal cinta tadi. Tentang bagaimana cara yang benar, tentang bagaimana menjalaninya dengan benar, dan yang terpenting adalah bagaimana menemukan orang yang benar. Benar-benar tercipta untuk saya. Karena rasanya salah lagi, adalah sesuatu yang lebih tidak terdefinisi dari bodoh banget.

Eh, tau-taunya saya kenal dia, tergeletak begitu saja disamping saya. Eh nggak dink, pokoknya begitu saja tiba-tiba kenal. Dari beberapa waktu ketemu, saya bisa menyimpulkan dia orang yang apa adanya (oke syarat satu terpenuhi), dia orang yang lucu, dia orang yang bisa membuat saya merasa ingin lagi ngerasain rasanya jatuh cinta. Saya suka caranya melucu, saya suka caranya minta tolong, saya suka caranya bikin status facebook, saya suka caranya duduk, saya suka segala sesuatunya.

Too perfect? He's the one? NO! Big No! Bukankah seorang kemarin itu juga pada awalnya seperti tersebut diatas? begitu sempurna hingga akhirnya begitu hina dina? Ya, saya harus realistis, saya harus belajar "cinta-cintaan" lagi biar saya enggak salah lagi. Tapi bukan dengan cepat kilat. Bukan dengan orang yang bikin saya kalang kabut dalam waktu 2 minggu. Bukan dengan orang yang baru saja mengetuk pintu dihidup saya. Bukan dengan orang yang tidak paham saya dengan baik. 

Ya, saya harus mengakui saya tertarik dengan manusia baru ini, dengan segala angin baru yang dia berikan pada hidup saya, tapi saat ini saya hanya tertarik, belum bukan jatuh cinta.

-Saya pasti pulang-

Jumat, 28 Oktober 2011

Membuat Daftar Isi dengan Tabulasi di Ms.Word

Sudah tahu tabulasi dalam Word kan?

Jadi tabulasi dalam word itu bisa ditemui di icon kecil sebelah kiri atas lembar Ms.Word baik yang versi 2003 maupun yang 2007, tepatnya pertemuan ruler (mistar) horisontal dan vertikal. Kayak gini :

Penggunaan tabulasi sendiri adalah untuk merapikan perataan tulisan pada word. Jadi perbedaannya pake tabulasi dan align itu adalah kalo kita pake align, perataannya adalah untuk per paragraf, tapi kalo untuk tabulasi penggunaanya untuk per kata atau kalimat.
Nah, selain bisa digunakan untuk contoh diatas, tabulasi juga bisa digunakan untuk membuat daftar isi agar menjadi rapi. Ikuti caranya ya.

Langkah 1, pasangkan tabulasi kanan di nomor 13,5 dan tabulasi kiri di nomor 15 pada ruler yang menggunakan cm untuk pengukurannya.

Langkah 2, klik pengaturan untuk paragraf - tabs

Langkah 3, Pada tabs stop position pilih 13,5cm, pada leader pilih nomor 2 (karena yang kita hendaki nantinya adalah keluar titik titik secara otomatis). Klik set kemudian Oke.
Langkah 4, kembali ke lembar kerja, mulailah mengetik kalimat pertama
Langkah 5, taruh kursor dibelakang kalimat pertama, kemudian klik tombol "tabs" di keyboard untuk memunculkan titik-titik secara otomatis. Kemudian "tabs" kembali dari keyboard untuk mengisi nomor halaman.

Langkah 6, lanjutkan pengetikan kalimat selanjutnya, tanpa kembali menyetting ulang tabulasi karena ketika kita enter, maka setting tabulasi masih sama dengan kalimat diatasnya.

Ini hasilnya. Selamat mengerjakan ƪ(‾ε‾“)ʃ


-Saya pasti pulang-

Sabtu, 22 Oktober 2011

Kucing-Kucing

Ini kucing saya, keturunan kucing yang ke 3. Nenek dari kucing ini namanya Kuro, Ibunya Nyandakame, Kemudian, Nyandakame melahirkan Kacang Nataoki, Setelahnya melahirkan kucing saya ini. Namanya Bitibi dan Piripa. Ihi ihi.

Iya, sejak kecil saya memang selalu punya kucing. Pengen berhenti, soalnya sering ditinggal-tinggal, tapi susah juga, selalu ada kucing dateng sendiri kerumah. Dan bawaannya nggak tega.


-Saya pasti pulang-

Kamis, 20 Oktober 2011

Gelar

Hari ini saya nambah satu gelar. Jadi dibelakang nama saya yang memang sudah panjang, akan ada tambahan. Gelar yang diakui manusia. Yang dengannya saya dijanji untuk berbuat baik demi kemajuan bangsa, demi kemajuan sesama manusia.

Saya jadi flash back, selama kuliah saya angot-angotan, sampai kaprodi saya kenal saya justru karena saya jarang berangkat kuliah, pada akhirnya dipanggil dan disitulah saya kenal kaprodi saya, yang ditahun-tahun akhir kuliah malah bener-bener jadi penyemangat saya.

Saya ada dikelas TI F, betapa saya akan merindukan teman-teman sekelas saya.  Yang begitu dewasa menyikapi segala sesuatu. Saya belajar berbagi banyak hal dari mereka. Betapa saya menangisi hari ini berakhir tanpa bisa memeluk mereka. Uh!

Hari ini penuh haru, untung pasangan saya duduk hari ini orangnya enak diajak ngomong, ganteng dikit lah

Ditengah hiruk pikuk acara yang hikmat hari ini, saya merasa ada yang kosong, ada yang hambar, ya mungkin karena bedak saya ternyata nggak awet dan cepet luntur, saya kangen papah saya. Saya kangen sekali. 

Dalam hidup, setiap manusia pasti akan mempunyai gelar pada akhir hidupnya, meski ia tak pernah menapakkan kaki ke perguruan tinggi manapun. Gelar yang diakui Tuhan. Papah saya sudah mempunyai gelar itu. Djoko Saroso, Almarhum.

-Saya pasti pulang-

Senin, 17 Oktober 2011

Kita adalah bagian dari semesta

Aku tak perlu berterima kasih karna bagaimanapun engkau saat ini, dimasa lampau kau pernah mencintai aku. Aku pun tak perlu menangis pula karna kini kau berlalu, seolah aku adalah manusia paling asing dalam kehidupanmu.

Semesta dibuat diatas keteraturan. Mungkin, pertemuan, pun perpisahan kita adalah "bagian" untuk mewujudkan keteraturan semesta itu sendiri.


-Saya pasti pulang-

Minggu, 16 Oktober 2011

Pelatukku Kubatalkan Untuk Kutarik

Kadang, ada kalanya, bahkan ketika kau hanya tinggal menarik pelatuk dikepala orang yang telah menyakitimu, kau pada akhirnya mengurungkan untuk melakukan itu. 

Pernah merasa demikian? Sebagian orang menyebutnya nurani, sebagian yang lain menyebutnya kebaikan hati. Tapi apapun, ketika pelatuk itu tak jadi kau tarik, ada orang yang merasa selamat, orang yang merasa punya kesempatan kedua, orang yang belajar, orang yang akan menyadari bahwa kau tidak pantas untuk disakiti. Dan kau, apa yang kau dapat dengan mengurungkan peluru itu menembus kepala orang dihadapanmu? kau merasa lebih baik, kau merasa bahagia mampu mengendalikan emosi, mampu mengontrol diri untuk tidak menyakiti sama jahatnya dengan orang yang telah menyakitimu itu, dan kau merasa dalam dekapan Tuhan. Dekapan Yang Maha Nyaman.


-Saya pasti pulang-

Sabtu, 15 Oktober 2011

Mereka Bilang Saya Tumbal

Tau tumbal? tumbal itu korban.

Dan beberapa waktu yang lalu teman saya secara sengaja, dalam keadaan sadar yang kalo dites pake cara apapun menunjukan kesadarannya 100% bilang kalo saya ini "tumbal". Tumbal untuk apa? dikorbankan untuk apa? untuk jaya-nya seseorang diluar sana. Dan lebih parahnya, seseorang yang saya sebut itu adalah orang nomor satu yang pernah saya percaya, yang pernah saya berikan segalanya. 

Susah membuat hati saya tetap lapang. Tapi kalo nggak lapang mau gimana lagi? Susah membuat hati saya tetap ikhlas. Tapi kalo nggak ikhlas mau gimana lagi? Masalahnya, dengan cap "tumbal" dijidat saya, saya nggak mau lantas masuk kedalam jajaran orang sakit hati. Atau mungkin kaya yang disinetron-sinetron itu, "aku akan balas dendam mantiliiiiii". Saya mau jadi mbek yang meski dikorbankan, meski ia tetap kelihatan menangis pas mau disembelih, ia tetap saja terlihat sangat anggun dengan senyumnya. Eh mana ada mbek senyum? Ada! Lihat itu shaun the sheep. Lucu kan kalo senyum? Padahal dia juga udah tahu kalo dia dilahirkan sebagai tumbal saja idul adha kelak.


Saya mau melanjutkan hidup. Bahagia dengan apa yang saya punyai sekarang. Untuk kesehatan yang Tuhan berikan, untuk tiap kesempatan, untuk mempertemukan aku dengan orang-orang baru yang menyenangkan, untuk tiap pelajaran, untuk keluarga yang mencintai dengan tulus. Jangan memendam dendam. 

-Saya pasti pulang-

Yang Terlewatkan

Malam-malam begini tanpa tujuan didunia maya, saya akhirnya ingat, sudah lama nggak buka blog seorang teman. Teman saya itu jarang sekali update blognya, sejak SMU saya juga mengenal dia sebagai sosok yang pendiam, baru setelah lulus SMU kemudian kerja bareng, saya jadi sedikit kenal dia sebagai sosok yang lain. Dan memang sungguh lain. Loh kok jadi ngomongin dia?

Sosoknya yang lain dari image pertama yang saya kenal bikin saya juga agak kaget waktu dia bilang cita-cita dia jadi penulis, kok bisa sama? ini ngomonginnya kok jadi dilanjut?

Hingga akhirnya dia membuat sebuah blog dan saya baca tulisan-tulisannya dari hari kehari. Tulisannya itu benar-benar "membakar". Buat saya pribadi mungkin. Entah buat orang lain. Pemilihan kata yang unik-unik yang jarang dipake blogger lain juga bikin magnet tersendiri buat saya.

Saya rasa saya jatuh cinta pada dia, teman saya itu sejak lama. Dan selama itu pula tak menyadarinya. Atau pura-pura tak menyadarinya. Malam ini saya benar-benar merasa sudah melewatkan dia, seseorang yang seharusnya saya tahu dari awal jika dia benar-benar "klik" dengan hati saya (tapi saya mengingkarinya). Ah, God, betapa saya kangen mengisi hari-hari saya dengan celoteh-celoteh sambil lalunya kita. Dan resiko untuk seorang saya yang telah melewatkan dia adalah "saya yang ada dimalam ini".

-Saya pasti pulang-

Instrumentalian Doaku

Waktu saya jalan-jalan ke mall abis maghrib, mall muter lagu instrumental yang sering banget saya denger. Saya inget-inget ternyata itu adalah backsound lagu pada sesi Ustad Nur Maulana berdoa (acara di trans tv kalo pagi-pagi, Islam itu indah, diputer jam 05.30-06.30 tiap hari). Bagus banget menurut saya. Jadi saya cari-cari deh diinternet, ternyata itu adalah lagunya Haddad Alwi yang judulnya instrumentalian doaku.

Ini Lagi muter lagunya.

-Saya pasti pulang-

Malam Minggu Yang Terasa Seperti Malam Minggu

Ada apa dengan malam minggu? Kayaknya misterius banget. Mungkin auranya. Karena  besok libur,  aura kerjaan, tugas-tugas, peer, semuanya kalah sama aura besok bisa bangun siang, besok mau janjian, besok mau ini mau itu, sesuatu yang nggak bisa dilakukan dihari-hari biasa, (senin - sabtu).

Saya sendiri belum pernah punya malam minggu yang spesial, malam minggu yang sampe saya nanti-nantikan, eh, mungkin satu bulan yang lampau saya sempat nunggu-nunggu malam minggu, saya selalu stand by dirumah, cari cemilan enak-enak, bikin kopi, non aktifkan internet, demi malam minggu yang saya tunggu-tunggu itu, tapi bukan karena saya mau diapelin, saya mau nonton big brother indonesia, acara di trans tv yang sempat bikin saya keranjingan bermalam malam lamanya. Dan maka ketika acara itu selesai, malam minggu saya yang spesial pun selesai pula.

Ini, malam minggu lagi, (hari kok rasanya cepat sekali), dan saya masih merasa sedikit kehilangan big brother saya yang suaranya seksi itu. Entah kenapa nggak ngadain seleksi lagi. Saya sempat janji mau daftar  kalo lulus kuliah belum dapet kerjaan juga, tp Alhamdulillah, puji Tuhan, saya dapat kerjaan, jadi ya yang saya bisa lakukan cuma nunggu sekuel berikutnya. Please.. please.. Bigbrother maen lagi, biar malam minggu saya spesial lagi.

Dan, dengan laptop, internet, winamp, HP yang tak jua berdering, segelas kopi moka, Malam minggu ini terasa sama seperti malam minggu pada umumnya.

Terima Nasib.

Sudah terima nasib saja. Orang pendiam pasti galak, orang galak pasti lebih banyak salahnya . Pada suatu pagi di hari Minggu. Minggu yang su...