Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Efek

Saya habis baca blog orang. Lama sekali nemu blog yang bikin "betah" baca sampai akhir. Bahkan post ke post. Kebanyakan blog yang saya baca-baca mengenai sastra. Baca blog tentang tutorial komputer itupun langsung saya ambil intisarinya saja sembari praktik, selebihnya enggak. Kemarin cari tutorial wordpress karena installan WP kantor saya ada yang saya nggak mudeng. Dan yes, karena bahasa si empunya blog lucu, saya malah gagal fokus ke WP nya, dan nyasar ke posting-posting yang lain. Dan yes (lagi) sukses bikin saya ngakak (tapi nggak sukses menyelesaikan masalah WP kantor saya yang error).  Tapi walaupun lucu, saya dapat pelajaran berharga. Tuh kan, sebenernya membaca itu walaupun cuma sederet cukup bisa ngasih ide, inspirasi, semangat, dan hal-hal semacamnya.  Saya bukan orang yang suka memikirkan efek jangka panjang dari setiap keputusan yang sudah saya buat. Selesai sekarang juga, efeknya ya nanti dipikir lagi. Dan posting si empunya blog diatas tentang makan mi

Liar

Biarkan saya manghabiskan tinta penaku malam ini, menjadi liar dalam buku harianku, dalam catatanku. Karena telinga yang kau sediakan untuk mendengar kata-kataku mungkin tak akan tahan. Hati yang kau sediakan mungkin tak akan cukup sabar. Otakmu yang brilian mungkin pun tak akan pernah paham, betapa jungkir balik cerita kancil versi saya. -Saya pasti pulang-

Baca lagi, nulis lagi

Membaca membangunkan Menulis meredakan  Maka, dua hal yang sudah lalu itu aku rasa ingin aku rengkuh kembali, agar hidupku tak hanya berangkat pagi, polusi dan rutinitas sore, hore.  Tapi sekarang saya tidur dulu, biar kulit beregenarasi maksimal, sambil berharap mimpi ketiban inspirasi. Inspirasi terus, kapan itu daftar inspirasi diurus?  Sekarang saya jadi rakyat jelata, dilihat? Tak pernah. Apalagi diingat. Tak apa, dari dulu saya rakyat jelata, yang berubah hanya perasaan saya saja. Ya itu, gara-gara kurang baca, kurang nulis, kurang nangis, full tawa, tawa dusta untuk menyenangkan raja. Kan, saya rakyat jelata. Dih, jadi sensi.  Dari dulu kan rakyat jelata! Iya, dulu jelata yang berkepribadian, sekarang sudah jelata, tak punya pendirian! Uh! Kalo sudah bisa nulis panjang, artinya ruh saya sedikit sudah balik. Oke, tidur dulu lah. Besok nulis lagi, besok baca lagi. Besok.  -Saya pasti pulang-

Ceritanya sekarang saya Gendut

Celana, baju, kaos, semua naik satu ukuran. Parah! Bobot saya naik 8 kg dalam setahun. Dan itu lebih parah dari kenaikan berat badan saat hamil. Hamil ada bayinya, tapi ini lemak semua! O my God! Nggak ada bencana lebih parah buat perempuan selain kenaikan berat badan.  Makin stress mikirin berat badan, eh tu timbangan makin naik pula. Ngeri. Diet, diet, diet. Pokoknya saya harus diet, olahraga (ngimpi pun saya tidak pernah melakukan aktifitas bernama olahraga), dan jauhi stress. Oke doakan saya ya, nanti saya posting lagi kalo berhasil. Kalo nggak ya nggak pake posting-postingan! -Saya pasti pulang-

Stand Up Comedy

Sebelum stand up comedy tenar banget kaya sekarang, saya sering lihat lewat youtube (sembari streaming yang mana streaming jaman dulu tu horornya mantap). Bahkan ketika saya masih aktif ngajar di smk, saya berkhayal kalo ngomong di depan anak-anak smk itu bukan ngajar, tapi stand up comedy. Ceritanya, setelah mondar mandir streaming youtube, jatuh cintalah saya pada komika bernama arie kriting. Nggak ganteng, tapi entah kenapa bisa banget bikin ketawa. Trus indosiar ngadain suca 2, dan saya dari awal udah nggak bisa lepas dari komika cewek bernama aci resti, biasa aja katanya, tapi menurut saya keren bgt cara dia menyampaikan bahannya. Apalagi waktu saya liat video2 dia sebelum masuk suca, ngakak! Singkat cerita dia menang suca 2 semalam. Saya langsung googling dan... ketemu blog dia. Bener-bener blog dia, tulisan dia, dan baru pula! Dibaca-baca postingannya, dan aaaaakkk.. aku suka. Makin suka! Oke jadi fix ya sekarang idola komika saya ada dua. *info nggak penting -Saya pas

Nggih

Keteraturan ini membuat tanganku kaku, otakku kaku! Kepalaku hanya bisa geleng-geleng, angguk-angguk. Mulutku hanya bisa berkata nggih, nggih, nggih .  Aku seperti budak, bedanya, aku berseragam dan DIBAYAR. -Saya pasti pulang-