Penulis : Eric Weiner
Penerbit :Mizan
Cetakan ke 4 : 2024
Jumlah Halaman : 484 Halaman
Harga : 79.000
Buku ini memetakan kegeniusan yang legend. Tiap bab berisi cerita yang berbeda berdasarkan pengalaman nyata penulis.
Bab 1 Genius itu sederhana : ATHENA
Bab 2 Genius itu bukan hal baru : HANGZHOU
Bab 3 Genius itu mahal : FLORENCE
Bab 4 Genius itu praktis : EDINBURGH
Bab 5 Genius itu Semrawut : KOLKATA
Bab 6 Genius itu Tidak disengaja : WINA
Bab 7 Genius itu Menular : WINA (Dalam perawatan kejiwaan)
Bab 8 Genius itu Lemah : SILICON VALLEY
Agak bingung ya menjelaskan buku ini kalo nggak baca langsung. Ketika saya beli buku ini saya nggak pikir panjang atau cari review nya dulu. Saya tertarik karena buku ini sampai dengan cetakan ke 4 masih laris manis. Intinya buku ini menjelaskan kenapa suatu negara atau bangsa disebut genius.
wContoh pada Bab 1 Genius itu sederhana : Athena. Satu bab ini menceritakan tentang kenapa athena menjadi awal kegeniusan.
Bangsa Athena hidup pada masa yang tidak aman, bukannya mundur ke balik tembok, seperti yang dilakukan bangsa sparta yang garang atau ke bawah selimut tebal kemewahan dan makanan lezat seperti yang dilakukan negara lainnya. Warga athena merangkul ketidakpastian itu dengan segala resikonya, tetap terbuka dalam segala hal. Bahkan ketika akal sehat mungkin memerintahkan kebalikannya. Keterbukaan ini membuat athena menjadi athena. Keterbukaan terhadap barang asing, orang eksentrik dan gagasan aneh.
Penduduk athena melakukan berbagai hal dengan benar, tetapi zaman keemasan mereka kenapa sangat singkat? Apa yang salah? Padahal bisa dilihat tidak ada yang salah.
Pada 1944 antropolog bernama Alfred Kroeber menerbitkan buku berjudul Configurations of Culture Growth, terlepas dari judulnya yang mengerikan, karya yang ambisius dan menarik ini bertujuan memetakan pasang surut pencapaian umat manusia, tidak kurang dari iru. Kroeber percaya bahwa kebudayaan tidak genetis, yang menjelaskan tempat genius seperti athena. Dia juga berteori mengapa zaman keemasan ini gagal. Setiap kebudayaan kata dia seperti juru masak di dapur. Semakin banyak bahan yang dimiliki (konfigurasi budaya) maka semakin banyak pula kemungkinan hidangan yang dapat diciptakan. Namun pada akhirnya, dapur paling lengkap sekalipun akan tetap kehabisan bahan. Itulah yang terjadi pada athena. Konfigurasi budaya itu sudah habis dan yang dapat dilakukan hanya menjiplak diri sendiri.
Namun penduduk athena mempercepat kematian mereka dengan beberapa kesalahan langkah dan mengalah pada apa yang disebut seorang sejarahwan sebagai "Kesombongan yang merayap". Mereka mempraktekan demokrasi dirumah (untuk sebagian orang) tapi tidak diluar negeri. Menjelang akhir kekuasaan, Pericles membalik kebijakan pintu terbuka dan mengusir orang asing. Dia juga meremehkan tekad musuh athena yaitu sparta dan akhirnya dalam kasus klasik yang melampaui batas kemampuannya, athena (dibawah pimpinan baru) melakukan kesalahan besar dengan ekspedisi Sisilia,
Kebusukan juga berasal dari dalam. Rumah semakin besar dan semakin berlagak. Jalan bertambah lebar. Kota berkurang keintimannya. Jurang antara kaya dan miskin, penduduk dan non penduduk semakin lebar. Para akademisi bukan lagi mengutamakan pencarian kebenaran tapi lebih suka mengurainya. Kehidupan urvan yang dulu bergelora sekarang merosot.

0 komentar:
Posting Komentar