Jumat, 06 Desember 2019

Tobatlah :(

Kayaknya memang kebanyakan dosa. Menghapalkan 3 ayat saja susahnya minta ampun sampai pengen nangis. Udah hapal semenit kemudian lupa. Terus menerus kaya gitu. Ya Allah...

-Saya pasti pulang-

Kamis, 15 Agustus 2019

Apa ya

Menurut saya, patah hati lebih menginspirasi daripada jatuh cinta. Kesepian lebih memberi ide ketimbang penuh sesak orang. Sesuatu yang tidak dimiliki lebih banyak memberi energi untuk berkreasi. Sore lebih mengharu biru ketimbang malam. Berjalan di trotoar sambil minum dari cup lebih romantis ketimbang candle light dinner. Toko buku lebih keren ketimbang toko baju. Kucing lebih lucu ketimbang boneka mati dan sekotak coklat. 

Sekarang, menulis agak lebih susah menurutku. Mungkin, karena hal-hal diatas tidak lagi saya sadari kehadirannya. Sekitaran saya berisi kebahagiaan, orang-orang ramai bercuap, ada hal-hal yang saya sadari tidak boleh lagi saya inginkan, dan lain sebagainya.


-Saya pasti pulang-

Bosan

Sebab hari sudah menemukan ujungnya
Sudah malam. Mari pulang.


-Saya pasti pulang-

Sabtu, 27 Juli 2019

Over dosis

Untuk baik-baik saja malam ini, saya hanya harus menerima bahwa saya kangen. Hanya saja, saya masih belum menerima bahwa kangen saya sedikit mengarah ke over dosis. Dan, over dosis kali ini tak ada obatnya. Saya tak berani. Sungguh.

Mungkin, jika kamu menawariku obat, aku tak akan pikir panjang untuk minum. Karena sungguh, kali ini rasanya parah. Aku hampir menyerah.

-Saya pasti pulang-

Rabu, 26 Juni 2019

Berkelas

Aku tidak ingin memaksa.Aku tidak ingin mengharuskan. Aku tidak ingin posesif. Aku tidak ingin mutlak memiliki. Aku ingin mengucapkan kata-kata klise semacam "biarkan semua mengalir", aku ingin selalu damai. Damai dengan apapun, pun hal-hal yang abstrak, melenceng, tidak seharusnya, dan semacamnya.

Iya betul, aku ingin berperasaan secara berkelas.


-Saya pasti pulang-

Selasa, 25 Juni 2019

Jiwa Aksara

Aku harus mengakui rasa kangen menjadikan jiwa aksara yang sudah masuk tempat sampah bisa di daur ulang. Seperti misalnya sore ini. Seandainya bisa aku akan bilang.

"Larilah-larilah kamu. Kamu hanya sedang tak tahu, filosofi berlari adalah menyelesaikan apa yang sudah kamu mulai. Aku tunggu ditempat kamu memulai untuk mengakhiri. Akan aku kalungkan kembang warna warni tanda kemenangan. Akan aku berikan piala bertuliskan selamat dan segala macam jompa jampenya".

"Berbeda dengan kamu, Aku hanya akan duduk disini. Menikmati sore yang menjadi dingin meski ada matahari. Meyakini bahwa "Kebetulan-kebetulan" yang terjadi diantara kita itu takdir. "Kebetulan-kebetulan" itu campur tangan Tuhan. "Kebetulan-kebetulan" itu menggiring aku padamu".

Dan terakhir, jiwa aksara dalam diriku ingin juga bilang. 

"Selamat sore. Aku masih rindu kamu. Layaknya hari-hari lalu".


-Saya pasti pulang-

Senin, 06 Mei 2019

Siang Sepi

Ini siang dan ini sepi, suara kipas angin dan cahaya matahari yang tidak dapat menembus jendela kayu bermodel tua. Sementara suara keyboardku berceloteh bilang "Sok sibuk, lagi berusaha kabur?"

Aku punya banyak puisi murahan, aku buat selagi makan, aku buat selagi minum, aku buat selagi nyetir, aku buat selagi nongkrong di WC. Banyak sekali, dan aku buat untukmu yang tidak akan mungkin ketemu. Aku ingin menghamburkannya ke mukamu. Hanya saja kutunggu moment. Siang sepi ini sepertinya tepat.

Apa yang lebih menakutkan kemudian setelah semua? Aku sudah menghamburkannya, dan rinduku  serta ketololanku tiada berkurang. Ah ya udah nggak jadi, biar aku telan saja semuanya.


-Saya pasti pulang-

Rabu, 24 April 2019

Pura-pura

Caramu pura-pura tidak ada apa-apa
Membuatku merasa ditolak tanpa memberikan penawaran

-Saya pasti pulang-

Senin, 22 April 2019

Sebentar, sebentaaaarr saja

Sebentar.
Saya ingin diam sebentar. Dunia terlalu bising. Kamu membuatku pusing.

Sebentar.
Tidak tidak saya tidak pusing. Saya juga tidak bingung. Saya sedang tidak mau tahu. Tidak mendengarkan naluri. Tidak peduli. Tidak dewasa. Tapi entah dengan alasan apa.

Oh sebentar.
Saya tahu alasannya. Saya hanya pura-pura tidak tahu. Hal-hal seperti ini terlalu tabu. Tidak blur. Hanya untuk mengakuinya saya malu.

Hmm.. Sebentar deh.
Kembali lagi ke awal. Saya butuh diam. Jauh dari keramaian. Jauh dari smartphone. Jauh jauh jauhhhh sekali.  Biar saya kemudian sakit untuk sembuh. Biar saya jujur kembali pada diri sendiri. Biar jalan saya lurus seperti penggaris tiga puluh centi.

Oke sebentar saja.
Saya akan packing untuk mengasingkan diri. Untuk menyambung segala yang patah-patah dalam hati.



-Saya pasti pulang-

Rabu, 10 April 2019

Asing #2

Seperti pada awalnya. Kita berdua saling asing. Jika kini kembali asing, tak masalah sepertinya.

-Saya pasti pulang-

Terima Nasib.

Sudah terima nasib saja. Orang pendiam pasti galak, orang galak pasti lebih banyak salahnya . Pada suatu pagi di hari Minggu. Minggu yang su...