Selama ini saya nggak begitu "ngeh" sama yang namanya Me Time. Ya, semua teman saya yang sudah berumah tangga dan memiliki anak hampir semuanya pernah bikin status yang temanya "Me Time". Saya juga sering baca-baca artikel parenting di Instagram yang membahas betapa pentingnya Me Time bagi seorang ibu. Tapi berlalu begitu saja, saya tidak pernah merasa harus mengadakan agenda tersendiri dengan judul Me Time dihidup saya.
Masalahnya, saya merasa waktu dengan anak sedikit sekali, setiap pagi hanya sejam sebelum saya berangkat ngantor, kemudian sore sampai sampai malam sebelum Fafa (Anak saya) tidur. Ya, anak umur 5 tahun pastinya harus tidur lebih cepat. Untuk hari libur saya Sabtu dan Minggu otomatis terisi dengan agenda-agendanya Fafa, saya merasa tidak punya hak untuk Me Time Me Time an segala. Karena Me Time saya itu ya sama Fafa. Haha.
Hingga kemarin-kemarin ketika saya harus 5 hari di Purwokerto karena kerjaan, saya merasa kehilangan sesuatu. Oke mungkin saya capek karena kerjaan dari pukul 6 pagi sampai pukul 6 sore baru selesai. Tapi saya yakin bukan tipe orang yang kalah karena capek. Jadi, apakah kurangnya gerangan? Oh wow.
Akhirnya, setelah penyelidikan lebih lanjut, saya nemu juga kenapa terasa ada yang kurang. Yes! Me Time! Tanpa saya sadari setiap hari sebenarnya saya punya Me Time. Yaitu, satu jam perjalanan berangkat ke kantor, dan satu jam perjalanan pulang dari kantor. Di Mobil, biasanya saya bisa nyanyi-nyanyi lagu-lagu kesukaan saya, makan snack, minum minuman kesukaan, dan bahkan kalo ada lampu merah saya biasa ambil gambar tukang becak, awan, langit, dan sebagainya. Dan waktu satu jam berangkat dan satu jam pulang itu, saya hampir tidak memikirkan pekerjaan, memikirkan apa yang akan terjadi dikantor, memikirkan apa yang akan terjadi dirumah. Full, saya hanya memikirkan diri saya sendiri. Itulah saya pikir Me Time saya yang sebenarnya.