Ada kalanya, yang buruk itu terlihat lebih besar ketimbang yang baik. Porsinya. Ada kalanya, pekerjaan, hormon, dunia mempengaruhi hati untuk lebih memenangkan kemarahan ketimbang logika. Menyulap hal kecil menjadi besar. Memporak porandakan cinta kasihmu yang dengan suka rela hujan-hujanan demi mengirimkan jas hujan padaku ketika aku lupa bawa, membuatku lupa bahwa kau dengan cinta kasihmu itu selalu memijit kakiku ketika aku mengeluh ini itu, membuat egoku tertawa dengan kau yang dengan cinta kasihmu menggendong ia ketika aku kehabisan tenaga.
Kadang, porsi super besar kebaikanmu itu kalah oleh kau yang tak bisa menyamai langkahku.
Sabarilah yang lebih untukku. Maafkan keporak porandaanku, maafkan kelupa ingatanku, maafkan egoku. Maafkan aku selalu. Selamanya. Karena kita berjanji untuk selalu seperti itu.
-Saya pasti pulang-