Rabu, 20 Maret 2013

Pikiran dan Tuan


Pikiran si Tuan melompat-lompat. Berpindah dari atas televisi, kemudian loncat kelinci menuju lemari. 

Ia tak tenang, tak berada pada tempatnya, pikiran tengah berkhianat pada tuannya. Dan kali ini si tuan membiarkannya, kekang sudah dilepas, biarkan ia menari, biarkan ia gila, biarkan ia sekali-kali tak di takut-takuti pada norma, pada agama. Tuannya melambai, dada..

Pikiran gembira. Ia menjadi-jadi. Kali ini dari lemari ia lompat spiderman menuju tembok, nyamuk hitam legam penuh darah itu pantasnya jadi mangsa, akan ia timpa.

Satu detik sebelum pikiran menjatuhkan diri diatas nyamuk, seekor cicak tanpa ekor melahap nyamuk. Pikiran tercengang.

Hidup ternyata juga hal yang kadang luput untuk disyukuri. Lepas dari segala sakit yang terjadi didalamnya.

Si pikiran menatap tuannya yang tanpa pikiran. Si tuan menatap pikiran yang sesat.


-Saya pasti pulang-

Senin, 18 Maret 2013

Ia Kecil 3 Bulan


Ini lebih dari pesta kembang api. Bukan, bukan, aku bahkan tak pernah melihat pesta kembang api. Aku satu orang diantara secuil orang yang menghabiskan waktu untuk jaga rumah dan nonton transformer ketika malam tahun baru tiba. Jadi, apa ya, rasa "Wow" yang aku rasakan adalah rasa yang melebihi "Wow" ketika aku kecil diberi baju baru ketika besok akan lebaran. Yeah, kira-kira semacam itu. 

Terimakasih Allah, untuk "baju baru" dalam versi yang lebih "Wow". Berilah kelancaran untuk ia kecil yang baru saja Engkau beri nyawa. 


-Saya pasti pulang-

Yang tak pernah selesai


Sejenak, ketika aku justru sibuk memutar-mutar bolpoint yang aku pegang ditengah gemuruhnya anak-anak, aku menemukan sesuatu. Bolpoint di tanganku berujar, "memang masalahnya apa, jika memang semua tulisanmu itu berujung pada dia, sosok yang tak pernah selesai, ilalang yang selamanya hilang". 

Angin terkikik, mengejek. Cicak di dinding tertawa, ngakak. Jika ada kucingku, matilah kau wahai cicak! Seruku dalam hati.


-Saya pasti pulang-

Minggu, 17 Maret 2013

Si Jola - Catatan jomblo gila

Oke, inilah dia buku yang saya ceritakan di posting sebelumnya. Buku ini adalah kumpulan cerpen. Jadi bukan novel lho. Jadi karena memang temanya humor, maka didalamnya berisi tentang cerita-cerita lucu, bikin tertawa, menghibur, ya semacamnya lah. Jauh dari segala cerita teror dan penuh marabahaya. 

Beli ya, di Gramedia, togamas, dan segala macam toko buku nasional lainnya.


-Saya pasti pulang-

Bangun dari mimpi


Rasanya sudah berkali-kali saya cerita tentang hoby menulisku. Menulis apa saja? Apa sajalah, bahkan dulu buku pelajaran pun tak luput dari tulisan-tulisan diluar pelajaran. Iya, saya jarang bisa mengatakan apa yang ingin saya katakan. Tapi, saya sangat lancar menuliskan apa yang ingin saya katakan. 

Mulai dari diary sampai mengikuti lomba-lomba. Dan yeah, akhirnya saya menemukan jenuh itu sendiri. Beberapa bulan terakhir saya tidak menulis, sebenarnya bukan hanya jenuh, ada banyak alasan-alasan lain yang tidak masuk akal, tidak masuk logika, tidak masuk badan sensor post blogspot, apalagi masuk pikiran orang normal. Intinya, saya mengurangi menulis, eh maksudnya tidak menulis sama sekali. Kecuali menulis jurnal guru, menulis nilai siswa dan menulis... (sudah hentikan perceracauan ini).

Tiba-tiba melalui twitter seseorang dengan id @Dangaji menyapa saya, bilang bahwa buku yang didalamnya terdapat cerpen yang pernah saya kirimkan dan ikut dalam 21 besar kemudian diminati sebuah penerbit mayor. Oke, saya harus bagaimana?

Tidak harus bagaimana-bagaimana sebenarnya, meskipun agak tidak serupa dengan manusia normal pada umumnya, saya pun bahagia mendengar berita itu. Sangat bahagia. 

Lebih dalam tentang berita bahwa cerpen saya ikut dibukukan, saya sebenarnya seperti bangun dari mimpi. Kemana saja saya selama ini? 


-Saya pasti pulang-

Terima Nasib.

Sudah terima nasib saja. Orang pendiam pasti galak, orang galak pasti lebih banyak salahnya . Pada suatu pagi di hari Minggu. Minggu yang su...