Pikiran si Tuan melompat-lompat. Berpindah dari atas televisi, kemudian loncat kelinci menuju lemari.
Ia tak tenang, tak berada pada tempatnya, pikiran tengah berkhianat pada tuannya. Dan kali ini si tuan membiarkannya, kekang sudah dilepas, biarkan ia menari, biarkan ia gila, biarkan ia sekali-kali tak di takut-takuti pada norma, pada agama. Tuannya melambai, dada..
Pikiran gembira. Ia menjadi-jadi. Kali ini dari lemari ia lompat spiderman menuju tembok, nyamuk hitam legam penuh darah itu pantasnya jadi mangsa, akan ia timpa.
Satu detik sebelum pikiran menjatuhkan diri diatas nyamuk, seekor cicak tanpa ekor melahap nyamuk. Pikiran tercengang.
Hidup ternyata juga hal yang kadang luput untuk disyukuri. Lepas dari segala sakit yang terjadi didalamnya.
Si pikiran menatap tuannya yang tanpa pikiran. Si tuan menatap pikiran yang sesat.
-Saya pasti pulang-