Sejenak, ketika aku justru sibuk memutar-mutar bolpoint yang aku pegang ditengah gemuruhnya anak-anak, aku menemukan sesuatu. Bolpoint di tanganku berujar, "memang masalahnya apa, jika memang semua tulisanmu itu berujung pada dia, sosok yang tak pernah selesai, ilalang yang selamanya hilang".
Angin terkikik, mengejek. Cicak di dinding tertawa, ngakak. Jika ada kucingku, matilah kau wahai cicak! Seruku dalam hati.
-Saya pasti pulang-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar