Sabtu, 18 Februari 2012

Sisa

Suatu hari, aku dan temanku omong-omong. Omong kosong yang ternyata hasilnya nggak kosong. Temanku itu cowok. Dia bilang, dia mau nembak salah satu temen dia. Teman lama dia. Seseorang yang sebelum hari ini tak terpikirkan oleh dia untuk menjadi seorang pendamping selamanya.

Aku tanya : Kok mau nembak dia?

Konyol ya pertanyaanku? Iya memang awalnya kan Cuma omong kosong. Temanku jawab, katanya, ya karena mau cari kayak apa lagi? Umur udah nggak bakal selamanya, nggak terlalu lama, jadi ya cari yang ada aja.

Aku terhenyak. Diam sesaat. Ada yang salah. Saya tahu alasan itu salah. Saya rasa, jika saya jadi si cewek, saya nggak akan nerima cowok yang nembak saya dengan alasan seperti itu. Sekalipun dengan iming-iming menikah. Saya nggak akan mau jadi manusia yang dianggap “sisa” karena memang adanya Cuma saya, jadi ya nembaknya saya. Kalo ada option lain, ya kemungkinan besar nggak akan nembak saya.

Mengerikan.


-Saya pasti pulang-

2 komentar:

  1. Tak ada rotan akar pun jadi. Seandainya aku akar, aku gak mau kamu milih aku karna kamu ga bisa dapetin rotan. Aku mau kamu milih aku karna memang akulah, akar, yang kamu cari.
    Aku bukan barang substitusi! *ngelantur*

    BalasHapus
  2. betulllllllllllllllll, absolutly right!

    BalasHapus

Terima Nasib.

Sudah terima nasib saja. Orang pendiam pasti galak, orang galak pasti lebih banyak salahnya . Pada suatu pagi di hari Minggu. Minggu yang su...