Jemput saya, wahai cinta pertama. Tak seperti pangeran pada cinderellanya, kita bahkan tak sedang main petak umpet sepatu, lalu sejauh ini kita sedang apa? saya sedang apa? menunggumu. Kau sedang apa?
Jemput saya, temui saya, katakan sesuatu, terima saya, atau tolak saya. Jangan biarkan saya terus menerus salah membaca firasat, hingga memilih sendiri agar lebih khusuk mencintamu. Jangan biarkan saya menulis cerita yang tak pernah selesai, jangan selamanya berdiam di tiap kata yang kutulis.
Jemput saya, temui saya, katakan sesuatu, terima saya, atau tolak saya. Jangan biarkan saya terus menerus salah membaca firasat, hingga memilih sendiri agar lebih khusuk mencintamu. Jangan biarkan saya menulis cerita yang tak pernah selesai, jangan selamanya berdiam di tiap kata yang kutulis.
Senja hampir merapat dibukit, burung-burung mengepak sayap pulang ke sarang, apa kau tega membiarkan saya terus menunggu, hanya dengan ditemani mata kucingku yang berpendar dalam gelap?
-Saya pasti pulang-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar