Pertama kali saya denger tentang novel The Girl With The Dragon Tattoo dari twitter, saya biasa aja pas denger. Dari judulnya saya nebak kalo ini novel tentang cewek yang lagi dicari-cari karena tattoo-nya. Cerita biasa-biasa aja semacam itulah. Dan kemudian saya anggap angin lalu, saya lupa.
Pas saya ke toko buku, saya baca judul buku itu dan lihat cover-nya juga masih biasa aja, maklumlah saya nggak begitu seneng liat yang sangar-sangar kayak yang ditampakkan di covernya. Tapi, toh akhirnya saya beli juga. Lucu kan? Gitu deh.. hahaha..
Sepulang dari toko buku, saya langsung baca novel itu. Sejak pembukaan, saya udah terpana. Ada rasa penasaran. Biasanya sih, novel misteri tuh pembukaannya membosankan. Tapi novel ini sejak pertama baca udah mengandung misteri itu sendiri. Di bab selanjutnya, misterinya tambah kental, novel tebal itu seharian hampir nggak pernah lepas dari tangan saya. Makin dibaca, saya jadi merasa ikut serta didalam novel itu, dengan beribu teka-tekinya. Saya bahkan merinding! Padahal ini bukan novel horror lho. Tapi misterinya, pecahan teka-tekinya, bikin kita jadi masuk ke cerita itu, membayangkan berada di pondoknya Blomkvist, ikut dalam keunikannya Salander.
Kita bahkan ikut bingung siapa pelaku pembunuhan Harriet sesungguhnya. Saking banyaknya, dan saking pantesnya semua tokoh di novel itu untuk dituduh sebagai penjahat.
Teka-teki itu bener-bener terasa nyata. Nggak ada yang dibuat-buat, padahal ini kan novel, mestinya dapet ngarang yah, tapi rasanya kayak liat sesuatu yang nyata, teka-tekinya juga masuk akal. Kita bisa ikutan mikir. Tapi yang bagus tentu endingnya, tidak terduga. Saya pikir akan jatuh korban. Tapi saya seneng semua selamat. Dan tahu nggak apa yang saya lakukan ketika saya baca endingnya. Saya hembuskan nafas dalam-dalam. Hahahaa... satu lagi yang saya pikir dari novel ini adalah, mungkin kalo saya jadi Blomvkist, saya udah darah tinggi setinggi-tingginya kali, sering banget ngopi! Hihihi
Pas saya ke toko buku, saya baca judul buku itu dan lihat cover-nya juga masih biasa aja, maklumlah saya nggak begitu seneng liat yang sangar-sangar kayak yang ditampakkan di covernya. Tapi, toh akhirnya saya beli juga. Lucu kan? Gitu deh.. hahaha..
Sepulang dari toko buku, saya langsung baca novel itu. Sejak pembukaan, saya udah terpana. Ada rasa penasaran. Biasanya sih, novel misteri tuh pembukaannya membosankan. Tapi novel ini sejak pertama baca udah mengandung misteri itu sendiri. Di bab selanjutnya, misterinya tambah kental, novel tebal itu seharian hampir nggak pernah lepas dari tangan saya. Makin dibaca, saya jadi merasa ikut serta didalam novel itu, dengan beribu teka-tekinya. Saya bahkan merinding! Padahal ini bukan novel horror lho. Tapi misterinya, pecahan teka-tekinya, bikin kita jadi masuk ke cerita itu, membayangkan berada di pondoknya Blomkvist, ikut dalam keunikannya Salander.
Kita bahkan ikut bingung siapa pelaku pembunuhan Harriet sesungguhnya. Saking banyaknya, dan saking pantesnya semua tokoh di novel itu untuk dituduh sebagai penjahat.
Teka-teki itu bener-bener terasa nyata. Nggak ada yang dibuat-buat, padahal ini kan novel, mestinya dapet ngarang yah, tapi rasanya kayak liat sesuatu yang nyata, teka-tekinya juga masuk akal. Kita bisa ikutan mikir. Tapi yang bagus tentu endingnya, tidak terduga. Saya pikir akan jatuh korban. Tapi saya seneng semua selamat. Dan tahu nggak apa yang saya lakukan ketika saya baca endingnya. Saya hembuskan nafas dalam-dalam. Hahahaa... satu lagi yang saya pikir dari novel ini adalah, mungkin kalo saya jadi Blomvkist, saya udah darah tinggi setinggi-tingginya kali, sering banget ngopi! Hihihi
-Saya pasti pulang-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar