Maklum

Saya benar-benar tidak ingin memaklumi lagi. Sudah lama rasanya saya terus menerus menutupi kecewa dengan maklum. Saya harus mengakui bahwa ada bagian yang saya sesali dari keputusan yang seolah "Membeli kucing dalam karung". Tidak, saya tidak mengatakan salah ada pada sisi yang lain. Saya bilang saya yang membeli kucing. Saya yang memutuskan membeli kucing dalam karung. Jadi 100% saya.

Pada awalnya saya langsung kecewa. Tapi sering penceramah-penceramah itu bilang, kalo nasi sudah jadi bubur, ya udah masukan ayam, masukan bawang goreng, seledri, kerupuk jadilah bubur ayam enak. Iya! Saya masukan ayam, saya masukan bawang goreng, saya masukan seledri, tapi, buburnya sendiri yang memang dari awal tidak enak. 

Ini pagi, pukul 06.18 Waktu Indonesia Barat. Terbangun tanpa notif medsos. Tanpa alarm. Tanpa batas waktu pukul berapa saya harus mandi, pukul berapa saya harus berangkat kerja. Saya ada di lantai 3, view dari sini jika kamarku ku buka adalah pohon mahoni. Katanya pohon mahoni itu pahit, tapi apa pohon mahoni untuk konsumsi? Kayaknya enggak, pengangguran aja yang mencoba cicip cicip buah mahoni. 

Ingin nulis banyak tapi batre laptop sudah merah. Charger sedang dipinjam bos saya. Dan ya, saya masih bisa maklum untuk hal-hal seperti ini. Tapi mulai pagi ini, saya tidak ingin maklum pada suatu hal yang Allah tahu betul apa.


Jogja, 11 Agustus 2022.
-Saya pasti pulang-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konversi bilangan biner ke oktal

Babi hijau musuhnya Angry Birds

Konversi Bilangan Oktal ke biner