Jumat, 04 September 2015

Teras

Sudah empat bulan disini, saya belajar banyak hal. Satu yang paling mencolok dari apa yang saya pelajari disini adalah bahwa saya yang merasa sangat rapi, menempatkan barang pada tempatnya, membuang sampah pada tempatnya, berangkat pada jamnya, pulang tepat pada waktunya ternyata masih kalah jauh dengan orang-orang ini. 

Mereka adalah orang yang punya rencana sangat matang. Mulai dari hari 0 (nol), sampai dengan hari H. Bahkan hari-hari berkesudahannya. Saya yang tadinya merasa sebagai manusia paling lempeng di dunia, karena selalu mengikuti aturan tanpa belak belok sama sekali dan cenderung jadi manusia membosankan, sekarang merasa kosong mlompong dan tidak tahu aturan sama sekali. 

Saya mengikuti cara mereka bekerja, menyelesaikan masalah, dan saya pikir inilah tempat saya pada akhirnya. Inilah tempat yang saya sebut rumah. Meski baru terasnya saja yang saya injak. Tak apa. Tak apa. Saya mulai bisa bekerja, masih terus menerus belajar, dan tetap bermain. 

-Saya pasti pulang-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Nasib.

Sudah terima nasib saja. Orang pendiam pasti galak, orang galak pasti lebih banyak salahnya . Pada suatu pagi di hari Minggu. Minggu yang su...