Betapa saya kangen
padamu, menulis. Lama tak menulis membuat saya merasa seperti sembelit. Susah.
Bukan maksud saya menulis hanya jika ada yang menyusahkan hati. Tapi kebanyakan
memang begitu. Tapi saya sempat tidak melakukan hal yang semacam itu.
Hari-hari saya
setengah tahun belakangan adalah kesibukan yang menggembirakan, melelahkan,
mencampakkan sebagian, membangun yang sebagian, bangun, dan kemudian tidur
lagi. Pagi dan kemudian malam lagi. Menangis dan kemudian tertawa lagi. Bingung
dan kemudian makin bingung lagi.
Saya sempat
merindukan hal lain, emm.. orang lain tepatnya, selain kau, menulis. Saya rindu
pada Bapak saya, manusia yang memaksa saya berani. Dan nyatanya paksaan itu
memang berguna untuk saya saat ini. Meski keberanian saya sekarang juga agak
sedikit saya rindukan. Lengser sedikit sedikit, nggak banyak banyak. Tapi yang
sedikit sedikit itu sepertinya jadi celah yang bagus untuk si naga api
menyerang. Mengisinya dengan ketakutan untuk jujur, mengisinya dengan ketakutan
tidak diterima, mengisinya dengan ketakutan untuk... hah banyaaak ya.
Apalagi?
Tidak ada lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar