Saya bingung bagaimana rasa bernama kangen berproses membuat tunas pada hati. Kalo cinta kan dari mata turun ke hati, kalo kangen dari mana ke mana?
Berkali-kali, justru ketika waktu ketemu sudah habis, kangen yang saya rasa justru makin menjadi-jadi, kalo tadinya kangen itu berbentuk koreng, ketika waktunya habis ia justru menjelma seperti borok. Menyakiti, tapi nggak kelihatan. Hati ini hampa. Hampa adalah keadaan dimana seramai apapun, saya masih merasa sepi. Serasa ada yang dicabut dari saya (tapi bukan paku, karena saya bukan kuntilanak). Saya kemudian merasa perputaran waktu lama sekali.
Dan, saat ini saya tengah kangen.
-Saya pasti pulang-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar