Selasa, 13 Maret 2012

Resensi : Perahu kertas

Baca novel ini jadi kaya baca sinetron. Panjaaaang dan berliku. Tapi kita nggak akan bosen deh dari awal sampe akhir baca percintaaanya kugy sama keenan. Dijamin, para ABG yang kondisinya masih labil mendadak ngikutin gayanya kugy. Yah emang udah dari sononya kali ya kalo tokoh sinetron itu beruntung terus. Kaya si kugy ini, udah cantik, kreatif, yang suka juga alamaaakk, keren-keren bow!

Saya paling suka bagian perahu kertas yang dialirkan ke lautan untuk neptunus, kayaknya "baru" banget deh romantis yang kayak gitu. But, actually, saya lebih suka Luhde daripada kugy. Di khayalan saya, Luhde lebih dewasa, lapang dada, dan apa yah istilahnya, "manusia" banget. 

-Saya pasti pulang-

3 komentar:

  1. sdh lama ga baca novel, dulu suka ngecengin agatha cristie, enid bylton, hilman, lainnya lupa..he, novel terakhir yg saya baca & msh saya punya milik gola gong, "ku tunggu di jogja"

    BalasHapus
  2. Aku lebih suka Kugy, justru karena sifat cueknya.

    Tapi, buku ini terlalu kejam. Mematahkan dua hati yang sudah mencintai begitu dalam, Romi dan Luhde. Dan satu lagi, Ojos. Dee jahaaat! *nangis guling2*

    BalasHapus
  3. kenapa dinamakan perahu kertas?

    BalasHapus

Terima Nasib.

Sudah terima nasib saja. Orang pendiam pasti galak, orang galak pasti lebih banyak salahnya . Pada suatu pagi di hari Minggu. Minggu yang su...