Selasa, 28 Februari 2012

Freedom

Aku mulai kembali mendapatkan siklus hidup yang dulu sempat aku cintai kemudian hilang dipaksa mati didalam ruang gas eksekusi. Siklus hidup itu seperti halnya sang kekasih setia yang tak pernah lelah padahal basi untuk menanyai sudah makan? Sudah mandi? Sudah pulang? Siklus hidup itu pula yang kemudian membuat aku jatuh cinta pada sore sunyi yang menyampaikan banyak inspirasi. Pada bagaimana keteraturan menyekat hidupku dengan amat rapi. Jika aku ingin menangis, maka aku akan menangis saja tak peduli jika saat itu aku baru saja menang lotere. Jika aku ingin tertawa, maka aku tertawa saja tak peduli jika saat itu aku tengah di kuburan.

Aku punya kebebasan kencan meski kencan-kencan itu tak punya tujuan lain selain makan-makan. Aku punya kebebasan menguasai waktu ku yang 24 jam dengan banyak hal. Aku mulai mengenal banyak orang baru, mendengarkan berbagai pemikiran mereka membuatku merasa punya buku ensiklopedia hidup. Siklus hidup itu membuatku punya kekuatan untuk menolak yang tidak aku inginkan, mempersilahkan yang membuatku nyaman.

Oh ya diantara sederet kebebasan itu, Aku pun punya kebebasan jatuh cinta meski ternyata tak jua jatuh cinta. Jatuh cinta ternyata sulit. Sepertinya, aku justru jatuh cinta pada kebebasan itu sendiri. Seperti adam yang menemukan rusuk-nya pada hawa, aku merasa ditemukan oleh kebebasan. Dan aku sudah utuh.



Lab Komputer, suatu pagi



-Saya pasti pulang-

2 komentar:

  1. Jtuh cinta itu memang sulit. Terutama ketika kita sendiri tanpa disadari menghalangi hati untuk jatuh cinta. Seperti aku, yang kadang enggan untuk membuka hati. Karena membuka hati itu artinya membiarkan orang lain masuk ke dalam kehidupanku. Dan sepertinya aku terlalu posesif pada hidupku, sampai tak rela orang lain masuk dan mengusiknya. *curhaaaaat*

    BalasHapus
  2. iya mill.. aku ngerti kok.. *puk puk puk pundak milla sambil ngambil dompetnya

    BalasHapus

Terima Nasib.

Sudah terima nasib saja. Orang pendiam pasti galak, orang galak pasti lebih banyak salahnya . Pada suatu pagi di hari Minggu. Minggu yang su...